Kendala selanjutnya gerakan anak-anak masih terhambat karena rok yang mereka pakai masih berbentuk lurus panjang. Ibu Elizabeth pun datang kembali ke penjahit dan menjelaskan agar dibuat rok yang memudahkan anak-anak bergerak. Penjahit mendapat ide membuat rok berlipit-lipit setelah melihat gorden yang tertiup angin tetapi setelah itu dan dapat kembali ke bentuk semula. Akhirnya dibuatlah rok lipit-lipit.
Pada tahun 1921, pertama kali pemakaian seragam sailor di Jepang. Pada tahun yang sama, sekolah Kinjou gakuin di Aichi juga memutuskan menggunakan seragam sailor. Adapun anak laki-laki mereka berseragam seperti tentara Jepang dulu, lengkap dengan topinya yang disebut dengan `gakuran`. Sebenarnya pakaian sailor untuk siswi sebenarnya juga agak berkesan militer.
Seragam sailor biasanya dilengkapi dengan dasi, lalu disertai rok
kotak-kotak berlipit-lipit, dan pada musim dingin para siswi sering
memadukannya dengan Loose Shocks (kaus kaki kedodoran).
Di beberapa sekolah seragam sailor tidak dipakai lagi, tapi diganti dengan blazer atau kemeja putih berlengan pendek atau panjang. Tapi rok yang dikenakan tetap pendek, Anak-anak SMA di jepang lebih modis dan punya gaya berseragam yang unik-unik.
Tapi lambat laun rok yang dipakai siswi-siswi Jepang semakin pendek.
Para pria menyukai seragam ini, tidak hanya pria di jepang karena
seragam sekolah anak putri jepang membuat mereka terlihat cantik dan
sexy dengan rok mini berlipat-lipat dan seragam atasan dengan kain putih
tipis yang apabila basah terkena keringat atau hujan membuat seragam
itu jadi tampak sedikit transparanDi beberapa sekolah seragam sailor tidak dipakai lagi, tapi diganti dengan blazer atau kemeja putih berlengan pendek atau panjang. Tapi rok yang dikenakan tetap pendek, Anak-anak SMA di jepang lebih modis dan punya gaya berseragam yang unik-unik.
No comments:
Post a Comment